Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Inilah Ibu

Ibu adalah orang pertama yang berada di sisimu saat masalah menimpamu Ibu adalah orang pertama yang akan menerobos kepungan api untukmu Ibu adalah orang pertama yang akan mencium pipimu di hari kelulusanmu Ibu adalah orang pertama yang akan menghapus air matamu saat kau merasa sedih Ibu adalah orang pertama yang mencintaimu, dan akan selalu begitu

Masih

Aku masih melukiskan tentang kesendirian bukan tentang bulir-bulir bening yang terjatuh dari sela kelopak mata bukan pula tentang sepi yang membunuh kebahagiaan perlahan demi perlahan

Mati Bersama Bumi

Haru yang berdetak di dada, menghangatkan malam ini dengan secercah cinta dan kebaikan Mereka takkan meninggalkanmu tenggelam dan mengulurkan tangan-tangan mereka seraya mengangkatmu dari keterpurukan dan tersenyum, "Aku di sini, jadi, tegarlah!" Halo, kamu!

Edelweiss

Rindu ini merindu padamu sebelum benih menyentuh udara sebelum sakura berguguran sebelum hari berganti minggu Takterjamah Taktersampaikan Hanya tatapanmu menembus jiwa Membelenggu logika "Edelweiss mekar di sudut hatimu..." Lalu, kulihat kelopaknya terlukis di mata sayumu.

That Beautiful Girl

I guess, I know what makes her special I guess, I know why she wins your heart I guess, I know. She is a real deal, she is kind, she has beautiful smile that will light up your world. She can do anything flawless, she is elegant, she is... I will never win, won't I?

Surat Rindu

Halo, Kay ! Aku kangen kamu. Seperti malam yang kehilangan sinar rembulannya, Seperti rerumputan yang merindu tetesan air hujan saat kemaraunya, Seperti aku yang kangen kamu. Halo, Kay ! Kalau kamu baca surat ini, beri tahu aku dimana rimbamu, ya? Aku kehilangan jejakmu, sewindu lalu.

Puisiku pada Deburan Jantung

: darah, merah dan debu                    Pergi!!!     Jangan lagi mendekat Takkan lagi kubiarkan                      Aku lelah, takkuasa lagi                         Pergilah  Biarkan aku damai                                    tertidur di sini    di antara rangis   dan regukan ketiadaan                sambut kelabuku    meski, aku takdapat           memaksamu   terima kasih dan maaf...                             tolonglah. Lelap kutertidur  Jogjakarta, sebuah siang yang terik di pertengahan tahun 2011

Kesendirian dan Harapan Lain

Terbangun dan merasa sendiri. Pagi yang membekukan, angin pun terlampau keras, menampar pipinya yang kemerahan. "Aku melayang tinggi di angkasa dan terhempas, keras. Hancur..!" Perasaan ini . "Mungkin sebaiknya aku mundur perlahan dan melihatmu bersama dia. Dia yang serasi untukmu." Dan memilih untuk mematahkan hatinya..

Harapan dan Kesendirian

Malam itu, dia tersadar bahwa dia hidup dalam kesendirian. Langit malam begitu cerah, dapat kau lihat gemintang gemerlap di atas sana... "Tapi apa? Aku tidak bisa menemukan kehangatan di dalam jemariku sendiri." Dan dia, berada begitu jauh, takdapat kau gapai. "Bukan hanya sekedar jarak yang memisahkan kita..." ujarnya lemah.

Lelaki Berwajah Manis

Di sana, lelaki berwajah manis terdiam,                       teduh wajahnya               dapat kautemukan telaga biru         di dalam matanya                            di lain waktu, "Ayo berlari bersamaku..!"                   riang, tanpa beban                                  Lelaki berwajah manis yang mencuri perhatianku,                    satu, satu    dengan senyum manisnya.

Bumi

"Kau bisa memanggilku Bumi, atau rindu.." Hari itu, lima tahun yang lalu. Kita tertawa di tengah derasnya hujan.Menertawakan semut-semut kecil yang kebingungan mencari arah jalan pulang, menertawakan kecipak danau yang diserang oleh angsa liar, menertawakan semua. Menautkan jemari? Tidak. Yang kami tahu, kami menyimpan rasa bagi satu sama lain.

Sakit!

"Jatuh cinta itu menyakitkan!" kataku berulang-ulang tapi kamu hanya mengulurkan tanganmu yang hangat sembari berkata, "Kita bisa melewati ini semua, bersama." "Kamu hanya butuh percaya, bahwa kita bisa, dan kita pantas." Aku terdiam, taksanggup berkata Mungkin aku memang harus lebih percaya padamu Mungkin Tuhan ingin membuatku percaya, cinta itu ada, lewat senyumnya yang membuatku merasa, dialah rumah untuk hatiku bersauh Jatinangor, 15 Juni 2013