Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Surat Rindu

Halo, Kay ! Aku kangen kamu. Seperti malam yang kehilangan sinar rembulannya, Seperti rerumputan yang merindu tetesan air hujan saat kemaraunya, Seperti aku yang kangen kamu. Halo, Kay ! Kalau kamu baca surat ini, beri tahu aku dimana rimbamu, ya? Aku kehilangan jejakmu, sewindu lalu.

Puisiku pada Deburan Jantung

: darah, merah dan debu                    Pergi!!!     Jangan lagi mendekat Takkan lagi kubiarkan                      Aku lelah, takkuasa lagi                         Pergilah  Biarkan aku damai                                    tertidur di sini    di antara rangis   dan regukan ketiadaan                sambut kelabuku    meski, aku takdapat           memaksamu   terima kasih dan maaf...                             tolonglah. Lelap kutertidur  Jogjakarta, sebuah siang yang terik di pertengahan tahun 2011

Kesendirian dan Harapan Lain

Terbangun dan merasa sendiri. Pagi yang membekukan, angin pun terlampau keras, menampar pipinya yang kemerahan. "Aku melayang tinggi di angkasa dan terhempas, keras. Hancur..!" Perasaan ini . "Mungkin sebaiknya aku mundur perlahan dan melihatmu bersama dia. Dia yang serasi untukmu." Dan memilih untuk mematahkan hatinya..

Harapan dan Kesendirian

Malam itu, dia tersadar bahwa dia hidup dalam kesendirian. Langit malam begitu cerah, dapat kau lihat gemintang gemerlap di atas sana... "Tapi apa? Aku tidak bisa menemukan kehangatan di dalam jemariku sendiri." Dan dia, berada begitu jauh, takdapat kau gapai. "Bukan hanya sekedar jarak yang memisahkan kita..." ujarnya lemah.

Lelaki Berwajah Manis

Di sana, lelaki berwajah manis terdiam,                       teduh wajahnya               dapat kautemukan telaga biru         di dalam matanya                            di lain waktu, "Ayo berlari bersamaku..!"                   riang, tanpa beban                                  Lelaki berwajah manis yang mencuri perhatianku,                    satu, satu    dengan senyum manisnya.