Ajal mendongakkan kepalanya, "Kau tahu, aku bisa saja menjemputmu sekarang," ujarnya, "tapi Tuhan belum merestui.."
Aku terisak perlahan, "Bertahun-tahun ini," seraya menghela napas panjang, "aku selalu menanti hadirmu."
"..dan sekarang, engkau datang untuk mengatakan bahwa ini bukan waktuku?"
Ajal membelai pipiku lembut, dingin menusuk.
"Hingga saatnya nanti, sayang, ingatlah aku di setiap waktumu. Rindulah Tuhan dalam sujudmu. Kelak, aku akan datang dan memeluk jiwamu menuju dekapan hangat Tuhan.."
Isakku mereda.
Tuhan lah, yang akan mempertemukan kami;
di suatu masa.
Aku terisak perlahan, "Bertahun-tahun ini," seraya menghela napas panjang, "aku selalu menanti hadirmu."
"..dan sekarang, engkau datang untuk mengatakan bahwa ini bukan waktuku?"
Ajal membelai pipiku lembut, dingin menusuk.
"Hingga saatnya nanti, sayang, ingatlah aku di setiap waktumu. Rindulah Tuhan dalam sujudmu. Kelak, aku akan datang dan memeluk jiwamu menuju dekapan hangat Tuhan.."
Isakku mereda.
Tuhan lah, yang akan mempertemukan kami;
di suatu masa.
Entah kenapa, baca ini sukses bikin aku inget sama mati lho. Seriously, it's great in simplicity :D
BalasHapus